Fenomena Festival Band

Ujian Internasional

Festival band merupakan sebuah cara untuk menseleksi kemampuan sebuah band. Band dapat diartikan sekelompok orang yang mempunyai kesukaan dan visi bermusik yang sama, dan bergabung dalam menciptakan musiknya sendiri. Band identik dengan format grup ala ala amerika dan eropa yang beranggotakan gitaris, bassist, drummer, vocalist, keyboardist. Kalaupun ada alat lain itu hanya minoritas dan sebagai tambahan saja. personil di dalam sebuah band biasanya berkisar 5-7 orang saja. Genre musik yang dimainkan biasanya mengacu pada musik barat pop, rock, jazz, blues, reaggae, country, fusion, dll. Di Indonesia bermain Band pernah menjadi suatu keharusan dikalangan pelajar smp dan sma. Sekitar 10-15 tahun lalu ajang festival band marak dipenuhi oleh pelajar, mahasiswa, atau bahkan umum. Festival band sendiri, adalah ajang perlombaan band yang kerap diadakan oleh pihak tertntu. Motivasi anak anak band dalam mengikuti festival ini bervariasi, dari mulai menambah jam terbang, mengisi waktu luang, hobby, mencari gelar kemenangan, bahkan mencari uang hadiah. Tidak ada yang salah memang. Namun ada hal yang perlu disoroti disini.

            Tujuan utama suatu kompetisi atau perlombaan seharusnya menjadi ajang untuk unjuk kebolehan dan ajang menambah kreatifitas seseorang, dalam hal ini yaitu kreatifitas anak anak Band tersebut. Namun, jika kita perhatikan mulai dari beberapa tahun belakangan festival band kerap dipenuhi oleh gaya bermusik yang seragam, seperti mirip satu sama lain, dari mulai aransemen, kostum, aksi panggung, teknik, bahkan melodi. Mereka seperti mencontek musisi tertentu yang mereka suka, tak lain tak bukan ya jebolan festival band belasan tahun lalu yang sudah menjadi senior mereka.

            Wah, wah, tentu saja ini adalah bencana bagi kreatifitas musik Indonesia, bagaimana kita bisa percaya diri dengan karya kita sementara karya tersebut hanyalah hasil plagiat demi sebuah kemenangan dalam kompetisi atau bahkan demi uang hadiah. Sudah selayaknya juri juri yang menjadi penentu dan penilai dalam ajang festival memahami hal ini. Mereka seharusnya mempunyai pengetahuan yang luas untuk tahu bahwa tidak semua peserta yang biasa mengikuti festival band itu bersikap jujur. Terkadang banyak diantara mereka yang hanya meniru karya senior sebelumnya. Dari aransemen misalnya, kostum, aksi panggung, bahkan kami pernah mendapati melodi interlude pun hasil contekan musisi senior lain, atau musisi luar negeri.

            Kita semua berharap para peserta festival band dapat belajar menggali jati dirinya, bukan dengan meniru saja. Mulailah dengan les musik di sekitar tempat tinggalmu. Sudah seharusnya setiap personil belajar musik dengan benar agar bisa membuat karya yang original. Les gitar, les bass, les vocal, les keyboard, les drum, belajar teori musik, belajar aransemen musik, belajar harmoni (chord), belajar teknik, semua itu penting dan harus dilalui step by step dengan cara belajar oleh ahlinya.

Pentingkah Punya Guru Musik?

program kursus musik

Pada era sekarang, informasi mudah sekali didapatkan. Internet menjadi pilihan hampir seluruh masyarakat untuk mencari data. Salah satunya ketika seseorang ingin belajar musik. Mereka lebih memilih belajar musik lewat Youtube, Instagram, Google, atau aplikasi yang dapat di download melalui HP saja. Secara kasat mata, hal ini terlihat memudahkan sekali seseorang untuk belajar musik dengan melihat Tutorial di youtube, contohnya, misalnya seseorang yang ingin belajar Chord Gitar, maka mereka hanya tinggal cari kata kuncinya yaitu Chord Gitar atau tutorial Chord Gitar, maka akan keluar berbagai video mengenai Chord Gitar tersebut. Wah, terlihat sederhana dan mudah bukan?

            Tetapi apakah kita megetahui bahwa banyak sekali kendala yang akan kita hadapi saat kita hanya belajar musik sendiri lewat Internet tanpa arahan dari seorang Guru Profesional yang ahli dalam bidang Musik.Berikut ini beberapa kendala diantaranya :

1. Belajar tidak dua arah

            Pembelajaran yang baik adalah saat terjalin komunikasi yang baik antara guru dan siswa, siswa dapat bertanya dan guru dapat menilai sejauh mana pemahaman siswa terhadap suau materi tertentu. apalagi saat belajar musik. ada kalanya siswa mengganggap dirinya sudah bisa, namun saat dilihat oleh seorang guru yang ahli maka masih banyak kesalahan atau kekurangannnya. sementara bela­­­jar sendiri melalui internet, komunikasi dua arah sangat sedikit sekali dapat dilakukan. siswa hanya bisa bertanya di kolom komentar youtube misalnya, dan belum tentu mendapatkan respon yang cepat. terlebih lagi, permainan kita tidak dapat dilihat langsung oleh orang yang menerangkan di dalam video. maka dari itu, jika ada kesulitan kita tidak ada kesempatan bertanya dengan maksimal.

2. Belajar Tidak Berurutan

            Seseorang yang belajar lewat Internet biasanya hanya akan mencari tutorial mengenai hal dia butuhkan saja. contoh saat akan belajar melodi Gitar, seseorang akan langsung mencari kata kunci Melodi Gitar, maka akan keluar semua video yang menerangkan tentang bermain melodi pada gitar. namun tingkat kesulitan video tersebut berbeda beda. besar kemungkinan kita akan membuka video yang paling banyak dilihat orang lain dan belum tentu itu adalah video dasar saat akan bermain melodi. lagipula, untuk belajar melodi, ada materi sebelumnya yang harus dikuasai sebagai pra syarat yaitu Fingering. dari mana kita tau mengenai hal ini jika tidak arahan dari seorang Guru?

3. Tidak ada Analisis Peserta Didik

            Setiap orang itu unik, berbeda antara satu sama lain. untuk itulah ada yang namanya Analisis peserta didik. setiap Siswa yang ingin belajar, maka seorang guru akan melakukan minimal wawancara mengenai beberapa hal. untuk mengetahui misalnya, tujuan belajrnya, latar belakangnya, kebiasaan belajarnya, aktifitasnya, untuk menentukan metode apa yang tepat, cara berlatih yang tepat, cara evaluasi yang tepat, dsbg. bayangkan jika hal ini dilakukan sendiri, tanpa ada campur tangan seorag guru. maka kita akan kesulitan karena bahkan kita sendiri tidak mengatahui cara belajar yang cocok bagi kita. belum tentu kita paham dengan baik apa saja yang kita dapatkan di internet.

4. Tidak ada Sharing Pengalaman

            Belajar bukan hanya melulu terfokus pada materi yang sedang dipelajari. melainkan juga sharing mengenai pengalaman bermusik setiap orang. jika kita punya seorang guru maka aka nada sesi Ngobrol antara guru dan siswa. hal ini sangat baik untuk mengembangkan ide ide kreatif dari seorang siswa. Guru dapat menceritakan pengalaman bermusiknya. siswa dapat mengambil pelajaran dari hal tersebut. hal ini tidak akan pernah didapatkan jika kita hanya belajar melalui internet.

5. Hanya dapat meniru tidak untuk membuat karya

            Biasanya siswa yang hanya melihat tutorial di Internet akan jago main musik dengan meniru persis apa yang mereka lihat, tapi saat ditanyakan apa yang mereka mainkan secara teori mereka tidak akan dapat menjawabnya dengan baik. hal ini mengakibatkan mereka akan kesulitan untuk membuat karya yang baik dan bagus seperti apa yang mereka lihat. sedangkan esensi dari bermain musik bukan hanya bermain dengan meniru saja, melainkan kita juga harus bisa, aransemen, improvisasi, bahka membat karya lagu sendiri. agar kita juga dapat mengekspresikan karya orisinil yang sesuai dengan apa yang kita rasakan.